Perkumpulan Pejuang Pemuda Wija To'Cerekang (WTC) |
Dusun cerekang,
begitulah nama daerah di Desa Manurung, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur,
Provinsi Sulawesi Selatan. Namun sepintas tidak ada yang istimewa di Dusun ini,
mayoritas penduduknya sebagai nelayan dan bertani. Namun kearifan lokal
masyarakat adat cerekang menjaga kawasan hutan adatnya yang mengagumkan. Di Dusun
ini terdapat suatu kelompok pemuda yang menamakan dirinya sebagai “Pejuang Muda WTC” walaupun secara
struktur kelembagaan belum resmi terbentuk, yang di bawah bimbingan seseorang
yang bernama Usman Siabeng, dengan memiliki niat yang kuat serta ikhlas menjaga
dan melestarikan warisan lelehur yaitu hutan adat cerekang yang sampai kini
masih terjaga keberadaannya serta kelestariannya. Beranjak dari sini kumpulan
pemuda “Pejuang Muda WTC” merapatkan
barisan sebagai garda terdepan dan ujung tombak untuk pemerhati warisan tanah
leluhur yang dititipkan dipundaknya, ini sebagai salah satu contoh aksi nyata
dilapangan bagi siapa saja terutama seluruh pemuda yang ada di Kabupaten Luwu Timur
khususnya dan secara umum seluruh pemuda bangsa Indonesia yang betul-betul
cinta terhadap tanah warisan leluhurnya. Perlu diingat bahwa setiap orang
memiliki budaya serta adat istiadat hingga tanah leluhur tapi sebagian dari
kita tidak menyadarinya bahkan lupa akan hal itu.
Hutan adat cerekang memiliki 10
kawasan hutan adat yang terpisah-pisah yang memiliki luas area secara
keseluruhan yaitu 673,67 Ha, mulai dari pegunungan, dataran hingga daerah
pesisir pantai, yang dimana terluas diantaranya yaitu salah satunya kawasan
hutan adat cerekang yang bernama “Bulu Ponsimaoni” yang memiliki luas area
sekitar 530,78 Ha. Dari sini “Pejuang
Muda WTC” melakukan suatu pergerakan yang menjaga kawasan hutan adatnya
dari kerusakan dan pembalakan liar yaitu dengan cara pemasangan papan informasi
dibeberapa titik kawasan hingga
pemasangan plakat kecil yang dimana plakat tersebut dipasang yang berjarak 100
meter dari plakat ke plakat berikutnya. Walaupun dalam kegiatan ini banyak
rintangan dan hambatan, bukan suatu permasalahan yang berarti karena niat yang
tulus serta kerja keras menjadi kekuatan tersendiri bagi kami “Pejuang Muda WTC” karena kami sadar
bahwa stapet untuk menjaga warisan tanah leluhur cerekang berada di pundak kami
“Pejuang Muda WTC”. Kami menyadari
bahwa kami adalah generasi pewaris tanah leluhur cerekang yang sesunggunhya.
Dari latar belakang pekerjaan dan
pendidikan yang berbeda-beda, “Pejuang
Muda WTC” sadar akan betul kehadiran suatu alam terutama kawasan hutan adat,
dan perlu kita ketahui bersama bahwa hutan merupakan bagian dari hidup kita dan merupakan rumah seluruh satwa untuk
mencari makan serta berkembangbiak.
Berbicara secara manfaat, hutan memiliki segudang manfaat bagi kehidupan
manusia yaitu hasil hutan bisa dimanfaatkan baik dari kayu, rotan hingga madu
hutannya. Namun harus diketahui pula bahwa kawasan hutan adat cerekang mungkin
berbeda dengan kawasan hutan adat lainnya
yang dimana kawasan hutan adat cerekang tidak bisa dimasuki sembarang orang tanpa meminta ijin kepada orang tua
pemangku adat setempat, karena hutan adat cerekang begitu disakralkan
masyarakat adat cerekang bahkan diangkap hutan
keramat yang memiliki nilai historis atau sejarah yang panjang,
begitupun hasil dari hutan adat cerekang tidak bisa dikelolah apalagi
dikeluarkan dari dalam hutan adat baik berupa kayu, rotan atau apapun itu.
Karena itu bisa melanggar aturan adat setempat apalagi ingin mengelolah dan
mengalih fungsikan kawasan hutan adat cerekang menjadi perkebunan. Aturan ini
sejak dulu ada hingga sekarang, aturan ini berlaku bagi siapa saja terutama
masyarakat adat cerekang itu sendiri. Dari sinilah “Pejuang Muda WTC” akan selalu menjaga
hutan adatnya hingga kapan pun.
Sementara ini pemasangan papan informasi dan
plakat kecil masih dalam proses pemasangan, perjuangan kami takkan pernah
berhenti menjaga warisan tanah leluhur kami.
Pejuang Muda WTC, punya
program kedepan yaitu setiap 1 (satu) kali dalam sebulan akan dilakukan kontrol
disetiap kawasan hutan adat, ini dilakukan agar tidak ada orang yang masuk
sembarangan dalam kawasan hutan adat apalagi ingin melakukan yang bisa merusak
kawasan hutan adat cerekang. Dengan kesadaran besar para “Pejuang Muda WTC” menjaga
dan melestarikan adat istiadat melalui kawasan hutan adat, sehingga memanggil
kembali jiwa seluru pemuda untuk mengenal dan mencintai warisan tanah
leluhurnya yang telah diwariskan kepada kita generasi muda. kalau bukan kita
siapa lagi.? Mari bersatu dan bergerak bersama-sama...
Harapan
kami kedepan bagi pemerintah daerah, propinsi hingga pemerintah pusat, agar mau
berupaya dan betul-betul peduli terhadap tanah warisan para leluhur. Karena tanah warisan leluhur merupakan suatu
adat dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia sejak dulu sebelum ada yang
namanya bangsa atau negara yang patut kita banggakan dan jaga bersama. Serta
pemerintah bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat adat terutama kepada masyarakat
adat yang betul-betul mau mejaga kawasan hutan adatnya dari kerusakan... *#Pejuang Muda WTC#*...