BREAKING

Kamis, 19 Mei 2016

“Pejuang Muda Wija To Cerekang (WTC)”

Perkumpulan Pejuang Pemuda Wija To'Cerekang (WTC)
Dusun cerekang, begitulah nama daerah di Desa Manurung, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Namun sepintas tidak ada yang istimewa di Dusun ini, mayoritas penduduknya sebagai nelayan dan bertani. Namun kearifan lokal masyarakat adat cerekang menjaga kawasan hutan adatnya yang mengagumkan. Di Dusun ini terdapat suatu kelompok pemuda yang menamakan dirinya sebagai “Pejuang Muda WTC” walaupun secara struktur kelembagaan belum resmi terbentuk, yang di bawah bimbingan seseorang yang bernama Usman Siabeng, dengan memiliki niat yang kuat serta ikhlas menjaga dan melestarikan warisan lelehur yaitu hutan adat cerekang yang sampai kini masih terjaga keberadaannya serta kelestariannya. Beranjak dari sini kumpulan pemuda “Pejuang Muda WTC” merapatkan barisan sebagai garda terdepan dan ujung tombak untuk pemerhati warisan tanah leluhur yang dititipkan dipundaknya, ini sebagai salah satu contoh aksi nyata dilapangan bagi siapa saja terutama seluruh pemuda yang ada di Kabupaten Luwu Timur khususnya dan secara umum seluruh pemuda bangsa Indonesia yang betul-betul cinta terhadap tanah warisan leluhurnya. Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki budaya serta adat istiadat hingga tanah leluhur tapi sebagian dari kita tidak menyadarinya bahkan lupa akan hal itu.
          Hutan adat cerekang memiliki 10 kawasan hutan adat yang terpisah-pisah yang memiliki luas area secara keseluruhan yaitu 673,67 Ha, mulai dari pegunungan, dataran hingga daerah pesisir pantai, yang dimana terluas diantaranya yaitu salah satunya kawasan hutan adat cerekang yang bernama “Bulu Ponsimaoni” yang memiliki luas area sekitar 530,78 Ha. Dari sini “Pejuang Muda WTC” melakukan suatu pergerakan yang menjaga kawasan hutan adatnya dari kerusakan dan pembalakan liar yaitu dengan cara pemasangan papan informasi dibeberapa titik  kawasan hingga pemasangan plakat kecil yang dimana plakat tersebut dipasang yang berjarak 100 meter dari plakat ke plakat berikutnya. Walaupun dalam kegiatan ini banyak rintangan dan hambatan, bukan suatu permasalahan yang berarti karena niat yang tulus serta kerja keras menjadi kekuatan tersendiri bagi kami “Pejuang Muda WTC” karena kami sadar bahwa stapet untuk menjaga warisan tanah leluhur cerekang berada di pundak kami “Pejuang Muda WTC”. Kami menyadari bahwa kami adalah generasi pewaris tanah leluhur cerekang yang sesunggunhya.
          Dari latar belakang pekerjaan dan pendidikan yang  berbeda-beda,         “Pejuang Muda WTC” sadar akan betul kehadiran suatu alam terutama kawasan hutan adat, dan perlu kita ketahui bersama bahwa hutan merupakan bagian dari hidup  kita dan merupakan rumah seluruh satwa untuk mencari makan serta berkembangbiak.  Berbicara secara manfaat, hutan memiliki segudang manfaat bagi kehidupan manusia yaitu hasil hutan bisa dimanfaatkan baik dari kayu, rotan hingga madu hutannya. Namun harus diketahui pula bahwa kawasan hutan adat cerekang mungkin berbeda dengan kawasan hutan adat lainnya   yang dimana kawasan hutan adat cerekang tidak bisa dimasuki sembarang  orang tanpa meminta ijin kepada orang tua pemangku adat setempat, karena hutan adat cerekang begitu disakralkan masyarakat adat cerekang bahkan diangkap hutan  keramat yang memiliki nilai historis atau sejarah yang panjang, begitupun hasil dari hutan adat cerekang tidak bisa dikelolah apalagi dikeluarkan dari dalam hutan adat baik berupa kayu, rotan atau apapun itu. Karena itu bisa melanggar aturan adat setempat apalagi ingin mengelolah dan mengalih fungsikan kawasan hutan adat cerekang menjadi perkebunan. Aturan ini sejak dulu ada hingga sekarang, aturan ini berlaku bagi siapa saja terutama masyarakat adat cerekang itu sendiri. Dari sinilah     “Pejuang Muda WTC” akan selalu menjaga hutan adatnya hingga kapan pun.
 Sementara ini pemasangan papan informasi dan plakat kecil masih dalam proses pemasangan, perjuangan kami takkan pernah berhenti menjaga warisan tanah leluhur kami.  Pejuang Muda WTC, punya program kedepan yaitu setiap 1 (satu) kali dalam sebulan akan dilakukan kontrol disetiap kawasan hutan adat, ini dilakukan agar tidak ada orang yang masuk sembarangan dalam kawasan hutan adat apalagi ingin melakukan yang bisa merusak kawasan hutan adat cerekang. Dengan kesadaran besar para “Pejuang Muda WTC”  menjaga dan melestarikan adat istiadat melalui kawasan hutan adat, sehingga memanggil kembali jiwa seluru pemuda untuk mengenal dan mencintai warisan tanah leluhurnya yang telah diwariskan kepada kita generasi muda. kalau bukan kita siapa lagi.? Mari bersatu dan bergerak bersama-sama...


          Harapan kami kedepan bagi pemerintah daerah, propinsi hingga pemerintah pusat, agar mau berupaya dan betul-betul peduli terhadap tanah warisan para leluhur.  Karena tanah warisan leluhur merupakan suatu adat dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia sejak dulu sebelum ada yang namanya bangsa atau negara yang patut kita banggakan dan jaga bersama. Serta pemerintah bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat adat terutama kepada masyarakat adat yang betul-betul mau mejaga kawasan hutan adatnya dari kerusakan... *#Pejuang Muda WTC#*...

About ""

AMAN Wil. Tana Luwu bertujuan untuk mempertahankan, mengembangkan dan memperjuangkan otonomi asli dengan nilai-nilai luhur dan penegakan hak-hak masyarakat adat di Tana Luwu yang harus diakui dan dihormati oleh masyarakat luas dan negara..
Comments
0 Comments

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 AMAN TANA LUWU
Design by FBTemplates | BTT